Cara berwudlu sohibul jabair /perban di anggota wudlu

SHOHIBUL JABAIR( ORANG YANG MEMAKAI PERBAN)


Askum...sahabat terkasih
Shohibul jabair mungkin terdengar asing bagi kita,tapi sebenarnya istilah itu bukanlah se asing namanya,karena sebenarnya shohibul jabair adalah nama dari orang yang di badannya terdapat luka kemudian luka tersebut di balut atau di perban, nah yang akan kita bahas pada kesempatan ini adalah bagaimana konsekwensi hukumnya , khususnya dalam masalah bersucinya, dan lain sebagainya.

A.Definisi Shohibul Jabair

Jabair adalah jamak dari jabiroh.secara definitif, jabiroh adalah perban / pembalut yang dipasang atau di rekatkan pada bagian yang luka,retak,pecah,patah atau terlepas, agar segera pulih kembali.dari definisi diatas yang termasuk jabiroh adalah diantaranya gips,perban, pembalut,plester,hansaplas dan obat sejenis lainnya.

B.Syarat diperbolehkan mengusap jabiroh/perban:

Bagi shohibul jabair (orang yang ada perban ditubuhnya), ketika bersuci dari hadast besar maupun hadast kecil tidak usah melepas perbannya, dia diperbolehkan hanya mengusap perbannya saja, namun dengan beberapa ketentuan dan syarat, antara lain :
  1. Tidak mungkin melepas jabiroh, karena tambah parah,berbahaya atau timbul luka baru
  2. Jabiroh tidak melebar, melebihi tempat luka,kecuali sekedar untuk merekatkan perban
  3. Ketika memasang perban/jabiroh dalam keadaan suci
  4. Posisi jabiroh diluar anggota tayamum(syarat ini di pilih imam nawawi menurut qoul masyhur,sedangkan menurut kebanyakan ulama, ketentuan tidak perlu mengulangi sholat, tidak disyaratkan jabiroh harus berada diluar anggota tayamum).
Apabila persyaratan diatas tidak terpenuhi salah satunya, maka masik boleh hanya mengusap jabiroh saja ketika bersuci,namun setelah sembuh wajib melepas jabirohnya ,kemudian wudlu dengan sempurna dan mengulangi sholatnya.

C.Tata Cara Bersuci Shohibul Jabair

Ketika bersuci jabiroh/perban wajib dilepas dan membasuh anggota bersuci , jika tidak khawatir menimbulkan bahaya pada anggota yang sakit. Jika khawatir bahaya maka cara bersucinya sebagai berikut:
1. Hadast besar

Orang yang junub, haid dan nifas, ada 3 hal yang harus dilakukan :
  1. Tayamum
  2. Membasuh seluruh anggota yang sehat dengan air
  3. Mengusap jabiroh/perban
Karena dalam basuhan mandi tidak harus tertib, maka praktek bersucinya ada dua cara, yaitu boleh mendahulukan mandinya atau mendahulukan tayamumnya. Sehingga dapat dilakukan beberapa alternatif prak
* Cara pertama:
1. Bertayamum seperti biasa dan disunnahkan mengusap jabiroh dengan debu.
2. Membasuh seluruh anggota yang sehat sekaligus membasuh bagian disekitar jabiroh sebisa mungkin, seperti dengan menggunakan lap dengan sedikit menekan dan menahan sesaat, agar air dapat sampai pada anggota yang sehat tanpa mengenai luka.
3. Mengusap seluruh jabiroh dengan menggunakan air. Cara demikian adalah yang utama karena dengan mengakhirkan basuhan akan menghilangkan sisa-sisa debu tayamum.

*Cara Kedua:
1. Membasuh seluruh anggota tubuh yang sehat, sekaligus membasuh disekitar jabiroh.
2. Mengusap seluruh jabiroh
3. Tayamum.

2. Hadas Kecil
Orang yang mau bersuci dari hadas kecil dan pada anggota tubuhnya terdapat jabiroh, ada dua pemilahan:
1) Jabiroh terletak di luar anggota wudlu
Pada kondisi ini jabiroh tidak berpengaruh apa-apa, cara bersucinya dengan berwudlu seperti biasa.
2) Jabiroh terletak pada anggota wudlu
Ketika kita berada pada kondisi ini, maka hal yang perlu dilakukan adalah sama dengan orang yang berhadas besar:
a. Membasuh seluruh anggota wudlu yang sehat
b. Mengusap jabiroh
c. Tayamum.
    Namun karena dalam wudlu diharuskan tertib, maka caranya sedikit berbeda dengan orang yang berhadas besar, yang dalam mandinya tidak disyaratkan tertib. Yakni tayamum sekaligus mengusap jabiroh dan membasuh anggota yang sehat disekitar jabiroh, dilakukan saat giliran membasuh anggota yang terdapat jabiroh, baru melanjutkan berwudlu.
   Mengenai urutan antara membasuh anggota yang sehat di sekitar jabiroh serta mengusap jabiroh dan tayamum, tidak disyaratkan tertib.

*Kaifiyah Bersuci Yang berbeda-beda menurut posisi Jabiroh:
1) Jabiroh berada di wajah
Caranya:
- Niat wudlu beserta membasuh bagian wajah yang sehat di sekitar jabiroh sebisa mungkin sekaligus.
- Mengusap jabiroh
- Tayamum
- Membasuh tangan
- Mengusap sebagian kepala
- Membasuh kedua kaki.
    Karena wajah adalah bagian pertama yang wajib dibasuh yang terdahulu harus dilakukan, bisa dengan membasuh muka di atas atau mendahulukan tayamum kemudian mengusap jabiroh dan meneruskan berwudlu.
2) Jabiroh berada di kedua tangan/salah satunya
Cara bersucinya:
- Niat wudlu beserta membasuh wajah
- Tayamum
- Mengusap jabiroh dengan air
- Membasuh bagian tangan yang sehat, sekaligus pada bagian jabiroh sebisa mungkin
- Mengusap sebagian kepala
- Membasuh kedua kaki.
3) Jabiroh berada di sebagian kepala
Cara bersuci:
Berwudlu sebagaimana biasa, yakni dengan mengusap sebagian kepala yang sehat dengan air.
4) Jabiroh berada di kedua kaki/salah satunya
Caranya:
- Niat berwudlu
- Membasuh kedua telapak tangan
- Mengusap sebagian kepala
- Tayamum
- Mengusap jabiroh dengan air
- Membasuh bagian kaki yang sehat disekitar jabiroh.
5) Jabiroh berada disebagian wajah dan kedua tangan
Caranya:
- Niat wudlu dengan !e!basuh wajah yang sehat, sekaligus bagian disekitar jabiroh sebisa mungkin
- Tayamum
- Mengusap jabiroh yang ada di wajah
- Membasuh bagian tangan yang sehat dan disekitar jabiroh
- Tayamum
- Mengusap jabiroh yang ada di tangan
- Mengusap sebagian kepala
- Membasuh kedua kaki.
  Demikian pula untuk jabiroh yang berada di dua anggota wudlu atau lebih, tayamum dilakukan berulang-ulang menurut posisi jabiroh.
6) Jabiroh berada pada seluruh wajah
Caranya:
- Niat tayamum, kemudian mengusap kedua tangan dengan debu
- Mengusap seluruh jabiroh dengan air
- Mengusap kedua tangan dengan air
- Mengusap sebagian kepala
- Membasuh kedua kaki.
   Dalam keadaan seperti ini menurut Ibnu Hajar dalam kitab Al-I'ab tidak mengharuskan niat wudlu saat membasuh kedua tangan, namun dalam kitab Tukhfahnya beliau memilih pendapat yang mengharuskan niat wudlu.
7) Jabiroh berada pada seluruh tangan
Caranya:
- Niat berwudlu beserta membasuh muka
- Tayamum
- Mengusap seluruh jabiroh dengan air
- Mengusap sebagian kepala
- Membasuh kedua kaki.
    Demikian pula untuk perban yang ada di seluruh kaki atau seluruh kepala, tayamum juga dilakukan pada waktu membasuh keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar